Kepengasuhan



Menjadi orang tua adalah sebuah titik dalam rentang panjang kehidupan.

Memunajatkan doa dan pengharapan akan kebaikan sang anak, adalah keniscayaan. Merasa memiliki kemampuan mendidik, mengasuh dan mempersiapkan sang anak menjalani kehidupannya adalah sebuah sebuah "kesombongan diam-diam". Sebab sejatinya, berdasarkan apa yang saya jalani, saya tidak akan pernah memiliki kemampuan untuk itu.

Saya yakin bahwa Allah-lah yang sejatinya menjaga dan mendidik setiap anak, karena satu alasan logis: Dialah Pemilik Sejati, sekaligus Dialah Pendidik Sejati dan Maha Memelihara. Maka sebagai orang tua, yang tersisa pada saya adalah pinjaman kewenangan (sangat) terbatas untuk memberi ruang pada sang anak menemukan dirinya sendiri, menyelaraskan kehendaknya dengan kehendakNya. Maka yang ada pada saya sebagai orang tua hanyalah sekedar kewajiban tetap berendah hati, melapangkan jiwa meluaskan hati sambil terus menerus belajar. Tak ketinggalan adalah berkewajiban menciptakan atmosfir dan suasana yang mengundang para malaikatNya mengasuh anak-anak yang dititipkanNya.

Cak Nun berpesan agar orangtua mengawal perkembangan dan penanaman akhlak dan aqidah pada diri anak-anaknya. Dan jangan berpikir bahwa sejatinya kita yang mendidik anak. Allahlah yang mendidik mereka. Kita para orang tua hanya mengikuti atau menguntiti. Soal anak akan menjadi apa nantinya, itu bukan urusan yang primer sekali. Dikawal saja anak-anak itu. (Emha Ainun Nadjib)


Comments

Popular posts from this blog

Rise of The Old Gear

JELAJAH NUSANTARA